Tahun ini rasanya cukup banyak hal yang untuk pertama kalinya saya lakukan, traveling dengan konsep backpacking salah satunya. menurut saya traveling yang baik itu saat kita bisa mendapatkan yang terbaik, terbaik yang saya maksud adalah murah, bagus, cepat, walaupun terkadang kita traveling tidak berdasarkan budget, namun ada kebanggaan tersendiri rasanya jika mendapatkan semua itu.
Kali ini saya mau berbagi tentang sebagian pengalaman saya selama di Jogja, yang saya maksud dengan sebagian adalah pengalaman saat saya tinggal di sebuah hostel yang berhasil membuat saya betah tinggal di kampung orang.
hostel Bhumi namanya, ini hostel pertama yang pernah saya tempati selama 22 tahun hidup saya, dan saya tidak pernah begitu menyangka 4 hari di sebuah hostel di daerah Kotagede, Yogyakarta akan menjadi sangat berkesan.
20 menit perjalanan saya tempuh dari bandara Adisutjipto menggunakan bus dengan tarif yang mengejutkan sebanyak 3500 Rupiah.
Suasana halte bus
Untuk sampai ke hostel Bhumi di daerah Kotagede cukup bilang ke supirnya untuk berhenti di halte Nyi Pembayun, jangan ragu untuk memberitahu hal ini ke supir bus atau petugasnya, karna saat saya menuju kesana hampir tidak ada orang yang berhenti di halte Nyi Pembayun ini, hampir saja halte ini dilewati, saya nyaris gagal.
Sesampainya di halte Nyi Pembayun jika anda menghadap kearah bus yang mengantar anda tadi lanjutkan saja perjalanan anda kesebelah kiri anda, belok kiri memasuki gang, lanjut lurus terus, dan disitulah anda akan menemukan beberapa warung makan yang kenikmatannya tidak usah diragukan lagi karna saya sudah mencoba semuanya, iya semuanya. Okay, dengan berjalan lurus dan jika kita mengarah kejalan yang benar maka kita akan sampai di hostel Bhumi.
Photo credit: http://www.bhumihostel.com/#intro
Sedikit informasi mengenai hostel Bhumi, memang ini hostel pertama kali yang pernah saya tempati, namun 4 hari 3 malam saya menghabiskan sebagian dari umur saya disini saya merasa lebih dari puas, dan saya tidak pernah menyangka tinggal 1 kamar bersama 5 orang yang tidak saya kenal dekat akan membuat saya betah, hostel Bhumi mungkin akan menjadi satu-satunya hostel yang akan selalu saya tempati setiap kali saya berlibur ke Jogja, keramahan para staff, orang-orang yang suka membantu satu sama lain, suasana yang sangat hidup, kebersihan yang terjaga, akses ketempat-tempat wisata yang hanya makan waktu kurang lebih 15 menit, dan masih banyak lagi alasan kenapa hostel ini terkesan lebih dari sekedar “bagus”.
Oh ya hostel Bhumi juga memiliki paket tour untuk wisata ke Borobudur, Prambanan, mendaki gunung Merapi, dan lain-lain, tergantung dengan situasi dan kondisi, terkadang juga mereka akan menyediakan paket untuk tour ke pantai, salah satu paket tour yang saya ambil adalah paket untuk mendaki gunung Merapi, saya tidak berhasil sampai kepuncaknya dikarenakan ini pertama kalinya saya mendaki gunung, persiapan fisik kurang, dan saya tidak pernah mengira kalau mendaki gunung itu jauh lebih berat daripada bersepeda sejauh 120 kilo meter, saya merasa hina saat itu.
Foto sebelum mendaki gunung Merapi yang berujung memalukan
Jam 9 malam, Sabtu 23 Juli, 2016
Pesan saya jika mendaki gunung, terutama gunung Merapi yang saya coba daki ini, jika tidak memiliki persiapan yang cukup lebih baik tidak mencoba mendaki sama sekali karna pendakian biasanya dimulai pukul 1 atau 2 pagi, lebih baik para fakir fisik menunggu diperumahan warga saja dan menikmati gunung Merapi dari jauh. Pengalaman seram tapi seru saya terjadi saat saya turun gunung menuju homestay tempat para pendaki berkumpul, perumahan warga terasa seperti tidak berpenghuni, 1 jam saya berhasil nyasar, dan menemukan homestay, disana saya bertemu dengan seorang pendaki gagal lainnya dari Australia.
Tepatnya jam 10 pagi semua pendaki dari hostel Bhumi berkumpul dan siap kembali keperistirahatan kami di hostel Bhumi, 3 jam perjalanan menuju gunung Merapi dengan perjalanan pulang kembali yang terasa seperti 3 hari, lama sekali.
Dihari selanjutnya Jeff dan Pieter mengajak saya untuk ke Candi Borobudur, dan karna memang hari itu saya tidak memiliki rencana kemanapun saya memutuskan ikut, dan untuk kali pertama saya dibonceng oleh bule asal Belanda.
Suasana Candi Borobudur pada hari senin tanggal 25 Juli 2016
Pieter dan Jeff
Hari senin tepatnya adalah hari terkahir saya di hostel Bhumi, saya akan melanjutkan perjalanan saya ke Malang. Saya ingin mengucapkan banyak terima kasih untuk keluarga Bhumi yang telah membantu saya ini itu termasuk memperbaiki tas saya, dan untuk Jack yang menganggap saya seperti saudara sendiri, Pieter dan Jeff semoga kita dapat bertemu kembali. Mungkin saya akan menulis lagi tentang hostel Bhumi di artikel selanjutnya.
Pieter, Jack, saya, dan Jeff.
Delta Airlines Atlanta
hm