Memang tujuan ke kota Malang ini hanya untuk ke Bromo, namun sesampianya disana dengan menggunakan kereta dari Jogja saya sempat mendapat berita yang membuat saya males ngobrol dengan siapapun untuk pertama kalinya, gunung Bromo sedang erupsi, biaya ke gunung Bromo yang sedang naik, dan semacamnya.
Dengan tingkat keahlian saya dalam hal perencanaan traveling yang cukup terbatas ini saya berhasil sampai di kota Malang jam 4 pagi. mau nangis rasanya. Iya langsung saja inting saya untuk bertahan hidup bekerja, saya langsung mencari hotel terdekat dari stasiun, setelah mencari hotel yang sempurna atau bisa disebut juga murah untuk saya, langsung saja saya memutuskan untuk kesana, dengan berjalan kaki.
Okay, ini saya punya foto kamar yang saya tempati waktu itu disalah satu hotel terdekat dari stasiun. Tenang, saya juga berasa kalau kamar ini terlalu menyeramkan untuk ditinggali seorang diri.
Tempat tidur saya yang tidak begitu penting
Manusia biasa akan tinggal di hotel sampai waktu checkout yang ditentukan, tapi saya sudah merasa membuang waktu cukup lama di kamar ini dengan beristirahat dan saya memutuskan untuk check out sore itu juga dihari yang sama saya check in.
Oh ya percayalah kalian akan merasa rugi jika beristirahat terlalu lama saat traveling !
Dengan rasa kebosanan yang terasa mulai keterlaluan saya mendapati ide untuk mengabari teman-teman seperumahan saya yang kuliah di Malang, langsung saja mereka memutuskan menculik saya dengan cara yang baik, yaitu dengan menjemput saya. Jam 6 sore tepatnya teman saya yang kita sebut saja bernama Pele menjemput saya dengan segala ketampanan yang dibawanya, saya selamat.
10 menit perjalanan dengan udara yang semakin lama semakin dingin, dan kamipun sampai di kost tempat Pele tinggal selama di kota Malang, saya hanya meletakkan tas, memakai jaket, Pele ke toilet, beberapa menit kemudian kami duduk kembali di atas kendaraan yang sama, kali ini tujuan kami ke Alun-alun Batu Malang, disini udara terasa sangat dingin.
Oh ya sebelum sampai di Alun Alun Batu Malang kami mengajak teman-teman seperumahan kami lainnya yang akan kita sebut Andong dan Aryowati, namun dikarenakan pekerjaan Aryowati tidak bisa bergabung dan menikmati suasana Alun-alun yang menjadi tempat tujuan kami dikarenakan dia sedang mencari nafkah untuk kedua anaknya perempuannya saat itu(bohong).
Sedikit foto-foto disekitar Alun-alun Batu Malang.
Bukan kolam pancing di Alun-alun Batu Malang
Foto orang lain
Okay setelah kita bertiga tanpa Aryowati makan malam kita lanjut ngopi asik di Kopi Letek Malang, bangunannya unik, kalau dilihat dari jauh tempat ini seperti sempit karna terkesan dijepit oleh bangunan-bangunan disampingnya, tapi biarpun begitu tempat ngopi ini okay punya menurut saya, pelayanannya ramah, menu pilihan kopinya banyak, harganya? kalian minta traktir teman kalian juga besoknya dia lupa kalau sudah traktir orang malam sebelumnya.
Sengaja kita pilih tempat paling atas walaupun harus menunggu beberapa saat karna lantai paling atas penuh, dan saya sempat mengabadikan tempat ngopi untuk orang yang bisa dibilang jomblo kedalam sebuah foto.
Liat deh tempatnya, dipojokan, lampunya agak redup, kalian nangis disitu juga ga akan keliatan.
Lanjut ke bagian ngopi bareng temen-temen seperumahan kita yang kejantanannya tidak perlu dipertanyakan lagi. Beberapa menit berlalu dan kita bertiga lihat sekelompok anak muda keren yang meninggalkan tempat duduknya dilantai paling atas, mereka pergi begitu saja. Sengaja kita pilih lantai paling atas karna karna tempat ini sangat tinggi, memungkinkan kita dapat menikmati suasana malam Alun-Alun Batu Malang dengan bebas.
Pesanan kopi kita dateng dengan sempurna, saya sengaja pesan Kopi Letek karna penasaran juga Kopi Letek itu bagaimana.
Kopi Letek itu harum, nikmat, cocok untuk dinikmati bersama dinginnya udara Malang dimalam hari, untuk rasanya silahkan coba sendiri
Lanjut ke bagian ngopi sambil reuni santai…
Mas Andong yang sebentar lagi wisuda
Mas Pele yang menculik saya dengan baik dan benar
Setelah ngopi-ngopi untuk pertama kalinya di kota Malang saya dan kedua teman saya ini lanjut menghabiskan malam di taman yang mereka sebut dengan taman Kunang-Kunang.
Disini kita berempat lengkap, tapi ntah kemana Mas Aryowati saat kita selfie
Di taman Kunang-Kunang ini kita bercerita banyak, tentang masa lalu, tentang Malang, dan tentang kehidupan kita masing-masing ditemani Wedang Jahe asli tanpa pengawet.
Sampai jumpa di cerita selanjutnya mengenai saya dan Pele dan teman di Malang lainnya menikmati mentari pagi di Bromo !