Setelah membaca buku Membaca Indonesia saya jadi tambah takjub dengan kisah juang rakyat Indonesia saat jaman penjajahan dulu, mulai dari tanah Jawa, kepulauan Sulawesi, sampai ke Aceh punya kisah-kisahnya sendiri yang sangat harus kita kenang dengan baik. Kali ini saya ingin sedikit berbagi tentang kisah seorang perempuan hebat yang namanya diabadikan di salah satu pelabuhan terbesar Aceh “Port of Malahayati”.
Sebagai seorang lelaki saya iri dengan kegagahan yang dimiliki oleh sosok luar biasa satu ini, bagaimana tidak? Dengan keahliannya dalam bidang maritim Laksamana Malahayati berhasil membunuh seorang jenderal Belanda yang bernama Cornelis de Houtman sekaligus menggagalkan masuknya Belanda pada abad ke-16.
Tidak hanya seorang pemberani dan petarung yang tangguh Laksamana Malahayati juga seorang negosiator parley yang ulung, hal ini juga karna Laksamana Malahayati sangat fasih dalam berbagai bahasa asing.
Kala itu, Laksamana Malahayati memimpin lebih dari 2000 orang dengan jumlah 100 kapal perang, berpusat di Benteng Inong Balee di Krueng Raya, Aceh Besar. Dengan kekuatannya Laksamana Malahayati dan pasukannya menjadikan maritim Aceh yang terkuat di Asia Tenggara.
Selain Laksamana Malahayati, dari Aceh pasti kita semua sudah tak asing dengan Cut Meutia, Cut Nyak Dhien, dan Pocut Meuligoe yang masing-masing memiliki kisah-kisah heroik yang dapat menginspirasi perempuan-perempuan Indonesia di jaman sekarang ini.