Mungkin aneh menulis untuk satu pembaca saja, tapi pembaca ini istimewa. Dia bersamaku bahkan ketika aku lalai melihat terangnya.
Dia istriku, yang selama ini ternyata tanpa kusadari menjadi pendorong terbesar kemajuanku. Tanpa doanya aku tak akan bisa melangkah sejauh ini. Tak akan sekuat ini.
‘Jam berapa pulang?’ merupakan pertanyaan manis yang cukup terlambat untuk kusadari, kuanggap ketika itu pertanyaan itu bentuk suruhannya agar aku segera pulang, untuk dimintai tolong.
Ternyata yang dia mau hanyalah aku di rumah saja, ada aku yang berada di bawah bayang dari sebuah atap yang sama. Setidaknya sekaligus aku siap untuk dimintai membeli tabung gas atau galon air.
Aku seringkali lupa berterima kasih, aku lebih banyak mengungkapkan kesal yang sebetulnya tak perlu. Padahal apa yang dibuat istriku jauh lebih banyak berupa kebaikan.
Kami akan menjalani pernikahan yang memasuki tahun keempat, kata orang cobaannya semakin sulit, semakin besar. Dan memang benar adanya.
Aku harap aku, dan istriku semakin kuat, dan semakin memahami.
Bulan depan, anak tercinta kami akan menginjak usia 3 tahun. Dan sekarang ini anak kami banyak membuat kami mengucap ‘maasyaAllah’ dan ‘alhamdulillah’. Dan terkadang juga membuat kami mengucap istighfar.
Istriku, kalau kamu baca ini. Aku lagi di kamar hotel di suatu daerah di Johor Bahru, sendirian. Ini semua gara-gara teman kamu. Salah dia.
Oh ya, istriku, kalau kamu baca ini, sekarang ini sepi banget. Aku tidak suka begini. Aku lebih suka satu rumah sama kamu, sekamar, bahkan ketika kamu ngambek ga mau diajak bicara. Bahkan ketika kamu galak. Aku lebih suka itu.
Rumah itu akan jadi rumah yang lebih baik dari hotel bintang sepuluh sekalipun. Karena ada kamu.
Sekalian deh, kita kan lagi berantem nih. Aku minta maaf di sini aja ya.
“Maaf ya mama cantiiik” “Udah yaa ngambeknya”
Sayang, aku hanya bisa berharap, supaya kamu itu tetap sayang seterusnya denganku, jadi orang yang satu-satunya bertanya ‘pulang jam berapa?’ bahkan ketika aku lagi sibuk-sibuknya.
Please stay with me, be mine always. I can’t think of a world where there’s no you.
I love you, Dara Manisku.


Recent Comments